Selasa, 09 April 2013

Konsep


Dari catatan  2 tahun yang lalu..


Belajarlah berprinsip!!!
maka kamu akan hidup, 
bukan dengan apa yang kamu miliki
tetapi hidup, 
dengan apa yang kamu perjuangkan




Canbera, 30 November 2010

Senin, 08 April 2013

Catatan Sarasehan Jogja Movie Corner 5 April 2013


Sarasehan film yang diadakan pada hari Jum'at. tanggal 5 April 2013 oleh Jogja Movie Corner, di ARTFILMSCHOOL INDONESIA, Jl. Kaliurang km 6,7 yk. Dihadiri dan diikuti oleh 82 orang  dari beberapa kine dan film makers seperti: ISI,  UNPAD, PABRIK FILM, MOV FILMS, UII, SALATIGA, AKINDO, MMTC, KOMA, UAD, AMIKOM, WARNA MEDIA, UMBY, UGM, AFIS, KA\MPUNG BADONG, CAMPUSMAGZ, UNY, OPACITY, INDIE MOVIE, SMK N 2 DEPOK, SMP N 2 DEPOK, ADUY, SANGGAR CANTRIK, SEWON, SORGORI DOC. & ARCHIVE, AKINDO, STUNT FIGHTER COMUITY, SORGORI, . Sarasehan kali ini bertema "Setelah Film Jadi, Mau Diapakan??". Acara sarasehan dibuka pada pukul 19.30. Acara dimulai dengan lancar, ramai, dan sangat akrab satu dengan yang lain. Banyak yang berpartisipasi dalam acara tersebut dan banyak yang bmemberikan pendapat serta saran dalam sarasehan dengan tema yang telah ditentukan. pada pukul 21.00 tepat acara sarasehan ditutup.

CATATAN SARASEHAN
Tema: Distribusi Film Ke Festival
Hari, tanggal: Jumat, 5 April 2013
Tempat: ArtFilmSchool Indonesia, Jl. Kaliurang KM 6,7 Sleman Yogyakarta, cp. 0274-881212
Peserta: 82 Orang
Moderator: Senoaji Julius
Acara dimulai tepat pukul 19.30 WIB

Acara dibuka oleh moderator Senoaji Julius, diawali dengan berdoa bersama. Mas Seno menjelaskan selama  10menit tentang acara sarasehan, yaitu acara ini diadakan sebagai tempatnya ajang berkumpul, bercengkrama, bersilaturahmi, saling bertukar pikiran para makers khususnya yang ada di Jogja yang disispi dengan diskusi yang tematik setiap bulannya. Untuk selanjutnya aca ini diadakan pada hari Jum’at di minggu pertama setiap bulannya. Acara diskusi dimulai pada pukul 19.00 dan berakhir tepat pada pukul 21.00, yang selanjutnya dilanjutkan dengan acara bebas oleh para makers.
Acara sarasehan bukanlah milik AFIS melainkan milik bersama, dan bisa dilaksanakan dimana saja.
Pembukaan tentang tema distribusi film ke festival. Mas Seno membuka pertanyaan untuk para movie maker

Apa  yang  akan dilakukan ketika film telah selesai dilaksanakan?
Arif Priyanto AMIKOM: mengupload lewat youtube dan promosi lewat facebook.
Rudi AMIKOM: karna media social itu milik umum, jadi ketika sudah diupload di media sosial maka sudah bukan sesuatu yang wah lagi. Yang ditontonakan menjadi  menurun atau tidak bagus.
Wahyu AMIKOM : upload ke media sosial itu tidak ada sarana untuk menerima komentar dan kritikan.

Setelah film dibuat bisa d upload kemediasosial, apakah itu sudah dapat memuaskan kalian??
NN AMIKOM : Tujuan membuat film menurut saya akan diikutan ke festival-festival, kalau upload itu menurut saya hanya sekedar trailernya saja.
NN UPN : kemarikita sudah beberapa kali bikin film pendek, sebagian dari film kita ada yang diikutin ke festival film di Malang.
NN UMBY : menurut saya,kita lihat dulu tujuannya mau kemana. Kalau film ini mau ditujukan ke festival ya wajar-wajar saja atau kalau mau diupload kemedia sosial. Kalau bisa sebelum screening itu jangan diupload kemedia sosial dulu, karna itu akan membuat penonton tidak tertarik lagi ketika diadakan acara screening.

Suka ngga film kalian ditonton banyak orang??
Bam’s AFIS : ditonton banyak orang itu bukan target utama juga untuk saya, tapi yang terpenting adalah pesan utama dari cerita itu haru ssampai ke penonton.

ISI bikin film, kalau ditonton 3 orang atau di Malioboro, pilih mana?
Ucy ISI : ditonton 3 orang

Apa Mercubuana sudah pernah bikin film? terus film itu mau diapakan?
Ulfa UMBY : awalnya kita mengikuti lomba-lomba synopsis, sejujurnya saya belum puas dengan hasil yang telah saya buat, jadi saya hanya mengadakan screening dkampus sendiri.

Apakah sudah memuaskan bagi kalian dengan cara mendistribusikan film kalian?
LA Light Indie Movie : kami mengajak temen-temen semua untuk berpartisipasi keacara LA light. LA light akan memberikan film tersebut keproduser karena kita memiliki banyak link produser. Pada intinya film itu bebas akan dibawa kemana, tujuannya tergantung kalian.
Uya MMTC : MMTC punya forum MMTC, film-film temen-temen biasanya  akan di upload, biasnya jugakan diputar di forum MMTC. Temen-temen lain juga boleh mengadakan acara screening di forum MMTC. (Jika ada yang ingin memutarkan filmnya bisa menghubungi uya)
Ucy ISI :biasanya sih buat tugas kuliah. Acara di ISI setelah pembuatan film akan discreening di kawasan kampus. Kadang juga mengikuti ke festival, ak pernah masukin film kefestival di Riau.
Dimuka bumi ini ada 370 festival film. Dari yang berbayar dan gratisan.

Film yang sudah jadi mau diapakan?
Heri ASEPTI: mempunyai pertanyaaan: sebenarnya kriteria  apa saja yang dijadikan sebuah film apresiatif dalam festival?
Bagas (orang festival): Membuat database dan memfasilitasi untuk para movie maker. Film bagus itu ya relative, membuat film yang simple-simple aja itu membuat juri tertarik.
Mas jihad: Saya bingung jika harus menjawab. Soalnya saya bisa membuat film yang terbaik. Mendistribusikan itu harus memiliki partner. Saya harus melaunching film saya dahulu sebelum sayalarikan ke festival,  dan menampung kritikan para penonton, karna itu sangat berguna untuk membangun kreatif yang lebih baik. Pada intinya yang terpenting adalah buatlah film yang terbaik maka itu akan menghasilkansesuatu yang terbaik juga.

Sahabat Gloria kalau bikin film itu di apain sih?
Sahabat Gloria: kami itu sanggar cantrik. Kami membuat memang model-model film anak, karena target kami ke anak-anak. Sebagai media pembelajaran dan pemutarannya di setiap sanggar. Jika ingin memutar film melalui kami maka bisa kami putar dengan sarat mendidik. Sebenarnya kami juga bingung setelah diputar disanggar-sanggar itu akan diapakan film-film ini?

Ada yang mau cerita lagi, apa yang akan dilakukan setelah film jadi?
Dyan AMIKOM: film harus mengandung pesan, gk Cuma sekedar diputar saja.

Mas jihad itu kalau bikin film dikemana in aja?
Jihad: film pertama “agenda 19”. Saya membuat film ya udah film aja yang penting bagus. Target saya dulu film itu bakal saya putar dimana-mana dan diikutkan festival. Awalnya saya tidak berfikir untuk mengikuti festival. Jika kita membuat film dengan sungguh-sungguh maka akan ada apresiasi yang bagus juga. Jadi bikin filmlah yang terbaik. Film itu tidak mentok difestival saja, ketika film itu di tonton maka akan menjadi kepuasan tersendiri.
Mulyan bertanya : yang penting kita membuat film yang bagus. Film yang bagus itu yang bagaimana dan yang bagus di distribusikan itu gimana?

Biasanya mas bogel kalau bikin film itu di apain?
Mas bogel: awal ketika saya membuat film itu akan dilarikan ke festival. Saya pernah mencoba berkolaborasi dengan musik independent, dengan menggandakannya dan menjualnya.
Jo (Gula Community): cara bagaimana film ini dapat di distribusikan, dengan menjadikan ticketing. Dengan mengopikan menjadi CD dan menjualnya. Film akan diroadshowkan dengan sekolah-sekolah dan kampus-kapus. Bekerja sama dengan investor, lalu mereka akan mendistribusikan secara online.

Gimana sih cara distribusi film dokumenter?
Mas Agus : Alhamdulilah film saya payu terus jadi saya tidak ada masalah tentang dstribusi. Biasanya saya larikan film saya kedinas-dinas.
Pandu (Pabrik Films): Sama dengan mas Jo (gula) dengan membuat ticketing. Jika untuk risetnya saya memang dengan melihat yang ada di youtube. Dengan langsung ke penontonnya tanpa harus buffering. Saat itu kami membuat pemutaran film d 9 kota. Memberikan film itu keorang yang memang bekerja di bidang distribusi film Indonesia atau luarnegri .Dan film itu tidak harus ke festival.

Usulan: Pertanyaan Heri (ASEPTI) bisa menjadi tema kita untuk bulan depan. Itu kalau teman-teman setuju?

Untuk anak-anak ISI dan AKINDO, film-film kalian itu mau di distribusikan seperti apa?
Ovi : Saya pribadi sih egois untuk konsumsi pribadi atau untuk berkarya aja.
Mas Seno: ketika film saya diputar d AFIS semua tertawa, dikampus ngantuk. Pemutaran film itu tergantung dengan tema filmnya. Saya mengingatkan untuk saling berkenalan.
Komentar Pandu (pabrik film): Pembuat film itu ada banyak dan bertambah banyak, dan distributor tidak bertambah, maka caranya memutarkan ditempat-tempat yang telah difasilitasi dikampus-kampus karna ada sebagian-sebagian kampus yang telah menawarkan.
Apa film kami boleh diputar di kampus kalian?
Heri: Apakah film panjang boleh diputar?
Sebagian kampus boleh dan sebagian hanya menerima film pendek.

Info :Di Indonesia untuk festival film dokumenter dan animasi masih kurang, yang banyak adalah film fiksi.

Beberapa tema usulan untuk Sarasehan bulan depan
Rudi: bikin film pake DSLR
Joe (Gula Community): budgeting produksi
Vote dilakukan secara online hingga bulan depan.

Acara sarasehan film dengan tema “Distribusi Film Ke Festival” ditutup pada jam 21.00 WIB.

Koran Sindo, 12 Maret 2013


Terimakasih Koran Sindo atas beritanya dan telah diberi kesempatan mengisi rubrik srikandi. Mengejar Impian....Let's do it!!!